Beberapa orang yang pernah saya ketahui memiliki suatu prinsip yang menurut saya sangat salah "besar". Yaitu seperti yang tertera dalam judul artikel ini. Mereka beranggapan bahwa jika mereka melakukan perbuatan buruk lebih cepat, maka menghindari perbuatan buruk nanti. Nanti disini tentu saja mereka tidak bisa menjelaskan kapan hal yang mereka lakukan sekarang bakal terjadi di kemudian hari. Perbuatan buruk yang saya maksud adalah selingkuh, berbohong, minum alkohol dan lain-lain yang terjadi pada anak muda sekarang.
Mereka sepertinya lupa akan suatu hukum yang ada dalam masyarakat yaitu "hukum karma atau hukum sebab akibat atau hukum tarik menarik". Siapapun yang berbuat baik maka akan mendapatkan kebaikkan pula dan mereka yang berbuat buruk maka akan mendapatkan keburukkan pula. Hal ini sudah tertera dalam Al Quran:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan menerima (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah [99]:7-8)
Sangat jelas mereka yang punya prinsip tersebut "orang yang gak punya kesadaran". Contohnya saja, jika ada seseorang yang melakukan perbuatan seperti mengambil pasangan orang. Jelas hal ini merupakan perbuatan buruk menganggu hubungan seseorang. Pastinya ada balasannya, bisa jadi kemudian hari ketika memliki pasangan diambil orang juga atau mungkin anaknya akan mengalami rasa sakit hati yang sama dan masih banyak contoh-contoh yang lain.
Intinya MEMBERI = MENERIMA. Jika kamu memberikan efek negatif kepada dunia luar (seperti orang lain) sama dengan kamu memberikan efek negatif kembali pada diri kamu dan juga sebaliknya jika kamu memberikan efek positif pada dunia luar (orang lain) sama dengan kamu memberikan efek positif kembali kepada diri kamu.
Nah seperti beberapa tahun yang lalu ada seorang Fisikawan dan Matematikawan memiliki pemikiran mengenai hukum itu melalui ilmu pengetahuannya dan ternyata pernyataan itu sudah Al Quran jelaskan seperti ayat diatas.
"Untuk setiap aksi muncul reaksi-reaksi balas yang setara." (Issac Newton)
Bagaimana menurut anda, masih ingin memiliki prinsip yang sama atau atau tidak? Semua pilihan ada dalam diri kamu berserta akibatnya.
Salam, Buen Kesong
Agung Prasetyo
Menanam padi tumbuh padi, walau diikuti tumbuhnya rumpput. Di sini jelas bahwa menanam kebaikan akan berbalas kebaikan, namun di sekitar kebaikan itu ada rongrongan yang menghalanginya. Itu tantangan tersendiri.
ReplyDeleteMenanam rumpu tidak akan pernah disertai tumbuhnya padi.
Di sini jelas bahwa keburukan hanya akan menghasilkan keburukan, tanpa ada kebaikan sedikit pun :D
Salam sukses selal Mas Agung :D
ReplyDeleteMasalahnya adalah kita tidak pernah tahu kapan kita akan "dipanggil" oleh Yang Maha Kuasa.
ReplyDeleteSoal hukum aksi-reaksi mungkin ibarat cermin. Dia memantulkan tidak lebih dan tidak kurang dari obyek yang ada di depannya.
Setuju, Mas Agung..
ReplyDeleteKalau berbuat baik bisa dari sekarang, kenapa musti nanti? ; kalau mau tobat bisa sekarang kenapa musti nanti? Emang yakin 5 menit ke depan kita masih idup? Ya, 'kan, Bro?! ^_^
Seperti yang dibilang sama Kang Erdien dan Bang Dje juga,^_^
Btw, Mas Agung lagi nambahin koleksi platform blog ya?? hehehehe udah saya follow juga. Sukses selalu, Sobat! ^_^
Sebuah kepastian pasti menghasilkan kepastian juga. Kalo seseorang udah pasti berbuat keburukan tinggal nunggu buah dari kepastian tersebut.
ReplyDeleteSalam sukses selalu Mas AGung!
ReplyDelete