Kisah hari ini tentang CEO of financial services firm Freeman Fox bernama Peter Spann yang berasal dari Australia. Kisah ini mungkin bisa menginspirasi kamu tentang uang.
Ok, langsung di simak ya?
Ok, langsung di simak ya?
***
Spann memiliki impian menjadi orang kaya namun di usia 22 tahun, dia terlilit utang sekitar US $160.000, sementara dia hanya bekerja sebagai operator mesin kasir paruh waktu dengan gaji $4, 72 per jam.
Dia hanya bisa makan ikan tuna kalengan tanpa merek yang sudah kadaluwarsa yang belinya dengan harga diskon tujuh puluh persen. Untuk tidur pun dia mengalami kesulitan karena atap rumahnya bocor sehingga menggenangi tempat tidurnya. Bahkan, Spann sering kali tidak mampu membayar ongkos bis yang dinaikinya dan berbagai kesulitan lainnya.
Dengan berjalannya waktu, Spann kemudian bisa sedikit menabung sehingga dia bisa membeli mobil kecil merek Leyland Marina yang dicat dengan menggunakan cat tembok rumah.
Kondisi mobilnya begitu parah. Bak mesinnya bocor sehingga oli mesinnya menetes keluar dan sering kali membuat mobilnya kepanasan karena kehabisan oli. dia berjalan harap-harap cemas dengan lalu lintas yang padat supaya lampunya terus berwarna hijau agar mobilnya tidak mogok.
Suatu hari Spann mengalami puncak kekesalannya karena mobilnya mogok sehingga memacetkan arus lalu lintas, yang membuatnya harus menerima caci maki dari para pengendara mobil lainnya. Dia lantas menaiki atap mobilnya dan memandang acuh pada siapapun yang melihatnya. dan ketika polisi datang, mereka segera membujuknya supaya turun dari atap mobilnya, mereka mengira dia sudah gila dan Spann mengatakan, "Agaknya saya mungkin telah menjadi gila".
Sejak itu, Spann bersumpah, untuk tidak lagi membiarkan dirinya begitu rendah. Dia pun bersumpah, "Suatu hari nanti saya akan menjadi miliuner". Dia menandai hari itu di kalender sebagai hari pertama atau momentumnya untuk mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik.
Spann kemudian mencari seseorang yang bisa mengajarinya bagaimana mendapatkan uang yang berlimpah. Lalu dia teringat bahwa salah seorang ayah temannya di suatu kafe dan mengutarakan keinginannya menjadi seorang miliuner.
Ayah temannya tersebut bertanya pada Spann, apakah dia pernah melihat uang $1 juta. Spann menjawab bahwa dia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Kemudian ayah temannya menugaskan Spann mencari tahu seberapa banyak uang $1 juta itu.
Spann pulang dengan peerasaan kecewa karena hanya mendapatkan tugas mencari tahu seberapa banyak uang $1juta. Hal itu di luar dugaannya karena yang dia harapkan adlah pelajaran tentang rahasia kehidupan, rahasia alam semesta dan sebagainya.
Setelah mencari-cari siapa yang bisa menunjukkan uang $1 juta padanya. Dan setelah uang itu diperlihatkan padanya, ternyata uang sejumlah $1 juta tidak sebanyak seperti yang dia bayangkan. Hanya sekitar 60 cm persegi. Bahkan, volumenya kurang dari 1 meter kubik, lebih kecil daripada sebuah lemari teh.
Kemudian Spann bertemu dengan ayah temannya, dan ayah temannya bertanya pada Spann, "bagaimana pendapatmu dengan uang $1 juta?" Spann menjawab, "Sejujurnya tidak banyak".
Ayah temannya kemudian berkata, "Kebanyakan orang mengira $1 juta itu sangat banyak. Padahal, kenyataannya tidak. Telah terbentuk anggapan seolah-olah uang $1 juta itu banyak sehingga orang berpikiran bahwa pasti sulit untuk mendapatkannya. Jika orang berpikir seperti itu, mereka tidak akan pernah menjadi miliuner".
Oleh karena itu, intinya adalah merubah cara berpikir dalam menilai uang, jika misalnya $1 juta dari banyak menjadi sedikit, akibatnya uang datang padanya dalam jumlah yang berlimpah-limpah sehingga dalam waktu tujuh tahun Spann telah mengalami perubahan hidup yang luar biasa dari seorang yang miskin menjadi miliuner.
Sumber: The Secret of Money
Salam, Buen Kesong
Agung Prasetyo
ini menyangkut realitas berfikir. Sesuatu itu harus sudah dalam realitas berfikir kita, barulah terasa lebih mungkin untuk mencapainya.
ReplyDeleteSaya mempunyai artikelnya di ://suarakelana.blogspot.com/2010/01/konsep-realitas.html
Hmmm..... kisah yang sangat inspiratif. Kita memang sering berpikir sulit untuk mencapai sesuatu. Realitasnya, kesulitan itu sebetulnya cuma "hantu" dalam pikiran kita.
ReplyDeleteTerima kasih atas kisahnya yang hebat ini. jujur, saya jadi termotivasi dengan kisah ini.
O iya, terima kasih juga sudah berkunjung ke blog saya.
Salam.
Bisnis Online
ReplyDeleteBisnis Internet
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletePandangan terhadap sesuatu tatkala belum mengetahuinya kadang seringkali berbeda dengan persepsi setelah mengetahui sesuatu itu. Kita sering kali terjebak dengan prasangka, menyangka A itu besar padahal kecil, menyangka A itu sulit pdahal mudah, menyangka A itu mengerikan padahal menggembirakan,dan sebagainya.
ReplyDeleteKisah ini menjadi salah satu inspirasi agar kita tidak terjebak dengan prasangka.
Makasih Mas Agung :)
Wah inspiratif sekali, menambah semangat. trims sharingnya.
ReplyDeleteSalam dari Surabaya,
A Fauzi
Solusi Berpromosi
@suarakelana: Lagi menuju TKP pak.
ReplyDelete@paulus: Sama-sama mas. Semoga artikel-artikel saya terus membuat rekan-rekan termotivasi.
@Erdien: Salah satu intinya juga menjadi seorang bijaksana melihat sesuatu. Apakah itu benar atau tidak butuh kroscek dulu.
@solusi berpromosi: Salam, Buen Kesong juga pak.. :D
Sukses dan semangat terus pak.
seru juga nih kisah si spann yah?
ReplyDeletesaya rasa hal ini masih relefan jika kita menggunakan konsep ekspektasi. membuat sebuah gambaran realitas yang "kemungkinannya" bisa kita capai. bisa kita raih dengan penuh harap yang mendekati kenyataan.
Thanks peter, lampu itu terus menyala hijau sepanjang jalan hehe
ReplyDelete