Saturday, October 30, 2010

Pelajaran 10 Sen Dari Ayah Kaya Untuk Blogging

Pasti tidak asing lagi dengan Robert Kiyosaki penulis bestseller Rich Dad Poor Dad? Nah, dalam salah satu bab terdapat pelajaran berharga mengenai gairah. Berikut kisahnya.

Ketika Robert berumur 9 tahun, Ayah kandungnya yang dia sebut sebagai ayah miskin menyuruh dia belajar menjadi orang kaya yang memiliki uang berlimpah-limpah dari ayah temannya Mike yang dia sebut sebagai Ayah kaya.

Kemudian Ayah kaya bersedia mengajari Robert dan Mike bagaimana menghasilkan uang berlimpah-limpah, yaiut dengan bekerja di toko swalayannya setiap hari Sabtu selama tiga jam dengan gaji 10 sen perjam.

Ayah kaya hanya mau mengajari mereka jika mereka mau bekerja di perusahaanya karena dengan cara seperti itulah mereka akan cepat menjadi pandai menghasilkan uang berlimpah-limpah dibandingkan dengan cara hanya duduk dan mendengar seperti yang diajarkan disekolah.

Lantas Robert dan Mike setuju bekerja di toko swalayan Ayah kaya, dimana mereka membersihkan debu yang melekat di barang-barag yang dijual di toko swalayan tersebut.

Namun, selama tiga minggu bekerja di toko swalayan Ayah kaya, Robert merasa tidak diajarkan apa-apa oleh Ayah kaya dan dia tidak pernah menampakkan dirinya sehingga pada hari Rabu minggu keempat Robert memutuskan untuk keluar.

Dengan perasaan marah, Robert menemui Ayah kaya dan mengungkapkan kejengkelan pada Ayah kaya karena tidak mengajarkan apa pun padanya dan hanya mengeksploitasi dia sebagai anak yang bekerja dibawah umur dan menerima gaji 10 sen perjam, gaji yang seangat rendah.

Kemudian Ayah kaya menjawab kemarahan Robert dengan mengatakan, "Saya senang kamu marah karena bekerja demi 10 sen perjam. Jika kamu tidak marah dan dengan senang hati menerimanya, saya pastilah akan mengatakan bahwa sya tidak dapat mengajarimu.

Kamu tahu belajar yang sebenarnya membutuhkan energi, gairah dan hasrat yang membara. amarah adalah bagian besar dari formula itu karena gairah adalah kombinasi cinta dan amarah.

Bila menyangkut soal uang, kebanyakan orang ingin bermain aman dan merasa terjamin. Jadi, bukan gairah yang mengarahkan manusia tetapi rasa takut yang mengarahkan mereka".

Jika dalam dunia blogging ciri orang yang cari aman adalah mereka yang selalu copy paste artikel tanpa mau membuat tulisannya sendiri. Pernah kah kamu lihat blog seperti itu? Mungkin minimal, sampaikanlah dengan bahasa kamu sendiri. Sehingga pengunjung bukan hanya datang sekali atau dua kali tapi berkali-kali. Karena kamu menyampaikannya secara personal atau dengan bahasa kamu sendiri. Blog favorit saya adalah http://xfile-enigma.blogspot.com.

O iya, makna amarah disini tentu saja positif. Bukan marah-marah ke siapapun, ingat makna sebuah kata adalah banyak. Pastikan selalu positif dalam memaknainya. Seperti halnya anak kecil yang ngotot ingin belajar berjalan.

Nah, agar kamu mulai menyukai blogging sebaiknya mulai dengan mencari passion atau gairah kamu. Agar aktivitas blogging menyenangkan seperti artikel saya ketemu passion apa jadinya?.


Salam, Buen Kesong
Agung Prasetyo

5 comments:

  1. Setuju. Blogger dunia berbagi, copas memang salah satu kegiatan membagi tulisan bermanfaat. Tapi kita gak bisa terus2an copas, nanti bosen sendiri karena gak ada 'passion' :D

    Apalagi kalo copasnya gak menyertakan sumbernya. duuuh...

    ReplyDelete
  2. @Zico Alviandria, Betul banget tuh zico. Gak maju-maju klo hanya copas kerjaannya. Hehe

    ReplyDelete
  3. membuat tulisan hasil karya sendiri memang menyenangkan dan punya kepuasan sendiri

    melakukan copas, menurut saya syah2 saja selama masih memakai kaidah2 yang berlaku seperti memasang link atau sumbernya

    akan semakin baik apabila copas dilakukan dengan maksud memperkuat pendapat dan memperkaya tulisan, bahkan tulisan2 ilmiah juga melakukan itu

    salam kenal sobat :)

    ReplyDelete
  4. Sedikit sentuhan seperti sikap kritis atas sebuah posting hasil kopas bisa jadi warna tersendiri dalam postingan tersebut :-)

    ReplyDelete
  5. paparan kiyosaky memang tidak membosankan yah.
    tapi kita perlu mengadopsi dan menguncinya untuk penggunaan dilapangan.

    kita perlu formula yang kompetible, antara siapa pelakunya dan dimana dia menerapkannya.

    ReplyDelete